Aneka Cara Menghilangkan Zat Berbahaya dalam Air
Banyak teknologi digunakan untuk menghilangkan limbah organik dan nonorganik
pada air baku air minum. Teknologi yang biasa digunakan masyarakat,
antara lain biofiltrasi, ultrafiltrasi, air heksagonal, ozon, dan sebagainya. Menurut
ahli air, Arie Herlambang, ultrafiltrasi maupun ozon merupakan salah satu teknologi
untuk mensterilkan air minum dari bahan-bahan organik dan nonorganik. ‘’Bakteri
patogen, senyawa kimia dibunuh melalui sinar ultraviolet kemudian disempurnakan
dengan ozon.’’ Melalui teknologi ozon, pengeboran dilakukan sampai ditemukan
air tanah. Kemudian alat produksi air bersih dipasangkan di dekat galian yang
dilengkapi dengan selang dan pompa. Air tanah yang disedot ke atas langsung
diproses melalui alat tersebut, kemudian melalui penyinaran sinar ultraviolet dan
ozon.
Sedangkan air heksagonal yang saat ini dipasarkan di masyarakat merupakan
teknologi air minum menggunakan gelombang elektromagnetik. Gelombang
elektromagnetik menghasilkan molekul air dengan rangkaian heksagonal (segi enam)
yang identik dengan molekul cairan dalam sel tubuh. Para ahli terapi air berpendapat
perbedaan rangkaian molekul mempengaruhi kemampuan penyerapan oleh sel tubuh.
Rangkaian molekul mikroheksagonal mudah diserap, sehingga sangat bermanfaat
untuk kesehatan. ‘’Namun, air heksagonal ini sangat tergantung dengan
elektromagnetik. Apabila medan magnet rusak karena aus atau hal lain, tentunya air
itu tidak bisa dibuat heksagonal. Untuk masyarakat padat seperti di Indonesia,
teknologi ini kurang efisien,’’ ujar Arie.
Teknologi lain adalah biofiltrasi, yaitu menggunakan alat biofiltrasi terbuat
dari plastik berbentuk kubus. Alat ini merupakan lembaran-lembaran plastik
bergelombang, kemudian disusun berlapis hingga tebal menyerupai kubus. Menurut
Arie, untuk keperluan rumah tangga dibutuhkan satu kubik bioflitrasi. ‘’Biofiltrasi
merupakan teknologi untuk menyaring limbah organik dan nonorganik yang larut
di dalam air. Selama ini orang sibuk mematikan bakteri dan patogen lainnya dengan
kaporit, klor, atau oksidator lainnya. Namun, senyawa kimia lainnya masih larut di
dalam air. Besi, detergen, nitrit, THMs masih ada di dalam air bersih.’’ Alat tersebut
diletakkan di dalam sumber air. Saat air mengalir maka limbah-limbah organik dan
nonorganik akan menempel ke biofiltrasi. Alat tersebut bisa digunakan sampai
bertahun-tahun lamanya. ‘’Ini upaya untuk mengendalikan penggunaan klor
berlebihan. Di samping itu, limbah organik ini nantinya berbentuk lumpur dan bisa
dibersihkan suatu saat.’’
Menurut Arie, saat ini instalasi air minum di Cilandak telah menggunakan
biofiltrasi tersebut. Diakuinya, harga teknologi biofiltrasi bervariasi. Tergantung
dari bahan dan bentuknya, mau yang seperti bola atau bantal. Harganya berkisar
dari Rp800 ribu sampai Rp2,8 juta per kubiknya. Namun, biofiltrasi ini jauh lebih aman dibandingkan penggunaan zat kimia sebagai oksidator untuk membunuh
bakteri. Cara lain yang digunakan adalah menggunakan batu-batuan yang ditanam
di pusat air dengan tujuan untuk menghambat limbah organik dan nonorganik masuk
ke air minum. ‘’Kalau dulu orang memakai arang, tetapi ini sangat riskan. Arang
mudah pecah dan larut. Sebaliknya batu lebih baik. Sebetulnya cara alamiah dengan
menggunakan bahan alam jauh lebih aman bagi kesehatan,’’ kata Nusa Idaman Said.
(Nda/V-1)
Sumber: Media Indonesia Online (22/3/05)
0 Response to "Aneka Cara Menghilangkan Zat Berbahaya dalam Air"
Posting Komentar